ACARA 1 => PENGENALAN ALAT (KIMIA D4 K3)

PENGENALAN ALAT
I.1 Pengenalan Alat
Berikut ini akan dibicarakan beberapa alat sederhana yang akan dipakai, al.:
1. Tabung reaksi: terbuat dari gelas, dapat dipanaskan, dipakai untuk mereaksikan zatzat
kimia dalam jumlah sedikit.
2. Penjepit: terbuat dari kayu atau besi, digunakan untuk memegang tabung reaksi
ketika dipanaskan.
3. Gelas Pengaduk: digunakan untuk mengaduk campuran atau larutan zat-zat kimia
pada waktu dilakukan reaksi, dipakai untuk menolong pada waktu
menuangkan\mendekantir cairan pada proses penyaringan.
4. Corong: biasanya terbuat dari gelas, digunakan untuk menolong pada waktu
memasukkan cairan ke dalam wadah yang mulutnya sempit seperti botol, labu ukur,
buret dan sebagainya.
5. Pipet Bengkok: terbuat dari gelas,digunakan untuk mengalirkan gas ke dalam wadah
tertutup atau larutan.
6. Gelas Arloji: digunakan untuk tempat zat kristalin yang akan ditimbang.
7. Gelas Ukur: dipakai untuk mengukur volume zat kimia dalam bentuk cair.
8. Gelas Piala: biasanya dinamakan juga gelas beker. Alat ini bukan alat takar, digunakan
sebagai tempat larutan dan dapat juga untuk memanaskan larutan zat-zat
kimia. Untuk menguapkan pelarut/untuk memekatkan.
9. Erlenmeyer: juga bukan alat takar, dipakai untuk wadah zat yang akan dititrir.
Kadang-kadang juga dipakai untuk memanaskan larutan.
10. Labu Takar: terbuat dari gelas, mempunyai bermacam-macam ukuran, digunakan
untuk membuat larutan baku/larutan tertentu dengan volume yang tepat. Sering
dipakai untuk mengencerkan sampai volume tertentu. Jangan digunakan untuk
mengukur larutan yang panas.
11. Pipet
a. Pipet Gondok: di bagian tengahnya ada bagian yang membesar (gondok), ujungnya
runcing, digunakan untuk mengambil larutan dengan volume tertentu dengan tepat.
Alat ini lebih tepat dari gelas ukur. Ukurannya juga bermacam- macam. 
b. Pipet Ukur: berbeda dengan pipet gondok, pipet ini semua bagiannya sama, digunakan
untuk mengambil larutan dengan volume tertentu dengan ukuran berbedabeda.
c. Pipet Pasteur: (Pipet tetes) digunakan untuk mengambil larutan dalam jumlah sedikit.
12. Buret: terbuat dari gelas, mempunyai skala dan kran, digunakan untuk titrasi, zat
 yang digunakan untuk menitrir ditempatkan dalam buret, dan dikeluarkan sedikit
 demi sedikit melalui kran. Volume dari zat yang telah digunakan dapat dilihat pada
 skala.
I. 2 Percobaan Dan Cara Kerja
Untuk mengerti tentang alat-alat yang sudah dipergunakan di atas berikut akan
dilakukan beberapa percobaan. Yang perlu diperhatikan di sini adalah bagaimana cara
penggunaan alat-alat tersebut dengan baik.
I.2.1 Pembuatan dan Pengenalan Suatu Gas Serta Pengenalan Kertas Lakmus.
Gas NH3 adalah gas yang mempunyai bau. Gas ini dapat dibuat dengan
mereaksikan ammonium klorida (NH4Cl) dengan larutan NaOH dan dipanaskan dalam
tabung reaksi.
Adanya gas ini dapat diketahui dari baunya, jadi kita dapat mengenalnya dengan
jalan membau. Dalam membau jangan sekali-kali mendekatkan hidung kita pada mulut
tabung reaksi, lebih-lebih untuk gas yang berbahaya.
Cara membau adalah dengan mengipas-ngipaskan tangan di atas mulut tabung dan
hidung kita pada jarak yang relatif jauh berusaha membau gas yang keluar.
Kertas lakmus (ada dua macam warna, biru dan merah) dipakai sebagai indikator/
petunjuk apakah senyawa tersebut bersifat asam atau basa dengan melihat perubahan
warnanya.
I.2.1.1 Cara Kerja
a. Ambil sedikit larutan NH4Cl masukkan ke dalam tabung reaksi kemudian tambahkan
sedikit larutan NaOH secukupnya.
b. Peganglah tabung reaksi itu dengan penjepit, lalu panaskan sambil goyang-goyangkan.
Mulut tabung harus sedikit dicondongkan tetapi tidak boleh diarahkan pada diri sendiri 
atau kepada orang lain. Cari tempat yang kosong.Pada saat memdidih jagalah agar zat
dalam tabung jangan sampai keluar dari mulut tabung (lebih-lebih untuk zat yang
mudah terbakar). Caranya dilakukan dengan mengangkat tabung dari atas api bila zat
dalam tabung sudah mulai naik/ hampir keluar.
c. Praktekkan cara membau di atas. Catat bagaimana bau gas yang terjadi dan amati zatzat
sebelum dan sesudah reaksi. Peganglah kertas lakmus merah di dekat mulut tabung
reaksi, amatilah perubahan warna dari kertas lakmus yang terjadi dan berikan
kesimpulan. Apakah gunanya menggoyang-goyangkan tabung reaksi pada waktu
memanaskan?
Catatan:
1.Jauhkan zat-zat yang mudah terbakar dari api!
2.Bekerjalah dengan tenang dan penuh perhatian untuk menghindari kecelakaan!
I.2.2 Pengenceran dengan Labu Ukur
 Untuk membuat larutan standard kadang-kadang dilakukan dengan mengencerkan
larutan yang sudah tersedia. Misalnya membuat larutan standard HCl 0,1N dari larutan
standar 0,2 N. Tentukan dahulu berapa banyak larutan standard yang akan dibuat dan
hitung berapa banyak larutan asli yang harus diencerkan dari persamaan:
V1N1 = V2N2
V1 = volume larutan asli yang dipakai/diperlukan
N1 = normalitas asli
V2 = volume larutan standard yang akan dibuat
N2 = normalitas larutan standard yang akan dibuat.
I.2.2.1 Cara Kerja
a. Ambil sejumlah tertentu larutan HCl dengan menggunakan pipet gondok. Perhatikan
meniskus (permukaan cekung dari zat cair) harus tepat menyinggung garis tanda pada
pipet gondok.
b. Masukkan HCl tersebut ke dalam labu ukur dan encerkan sampai batas. Pengenceran
ini harus sekali jadi. Maksudnya jangan sampai menambahkan air lebih dari yang
diperlukan lalu membuangnya sampai batas, hal seperti ini akan menimbulkan
kesalahan yang cukup besar. Oleh sebab itu pengenceran harus dilakukan dengan hati-
hati, sedikit demi sedikit. Setelah dekat dengan tanda pada leher labu ukur dipakai
pipet/ pipet gondok untuk menambahkan setetes demi setetes. Cara menggunakan pipet
gondok untuk penetesan seperti ini adalah dengan menutup bagian atas dari pipet itu
dengan telunjuk sementara ibu jari dan jari tengah yang digunakan untuk memegang
leher pipet diputar-putar perlahan-lahan (jangan menutup mulut pipet dengan ibu jari
karena kita tidak dapat mengerjakan cara memutar supaya cairan menetes).
I.2.3 Titrasi
Titrasi adalah salah satu cara analisis yang sering dilakukan dalam analisis
kuantitatif. Larutan yang diketahui normalitasnya disebut larutan standard, biasanya
dimasukkan dalam buret sebagai zat penitrasi (titran). Larutan yang akan ditentukan
normalitasnya ditempatkan dalam erlenmeyer dan disebut juga sebagai zat yang dititrasi.
Titrasi dilakukan dengan membuka kran buret pelan-pelan. Titran akan masuk ke dalam
erlenmeyer yang digoyang pelan-pelan juga. Titik akhir titrasi terjadi pada saat terjadi
perubahan warna. Perubahan warna dapat dilihat dengan menggunakan zat penunjuk yang
disebut indikator. Pada saat itulah ekivalensi dari titran sama dengan ekivalensi dari zat
yang dititrasi. Dengan menggunakan persamaan pengenceran di atas dapat ditentukan
normalitas dari zat yang dititrasi.
1.2.3.1 Cara Kerja
a. Cucilah buret dengan larutan pencuci. Bilas dengan larutan standard yang akan dipakai,
yaitu NaOH 0,1N.
b. Isilah buret itu dengan larutan standard sampai skala 0.
c. Pakailah pipet gondok untuk mengambil 25 ml HCl 0,1N yang sudah dibuat dari
pengenceran tadi. Masukkan HCl ini ke dalam erlenmeyer lalu tambahkan 3-4 tetes
indikator phenolphtalein (PP).
d. Bukalah kran buret, teteskan pelan-pelan titran ke dalam erlenmeyer. Erlenmeyer ini
harus digoyang-goyangkan perlahan-lahan.
e. Titran dihentikan ketika penambahan setetes NaOH memberikan warna merah sangat
muda yang tidak mau hilang pada penggoyangan.
f. Pekerjaan diulang tiga kali.
g. Catat berapa mL larutan standard yang dipakai dengan melihat batas cairan dalam
buret. Hitung berapa normalitas larutan yang dititrasi. 
I.2.4 Pengenceran H2SO4 Pekat
Pada pengenceran HCl di atas, pengenceran dilakukan dengan jalan menambahkan
pelarut ke dalam zat yang akan diencerkan. Ini adalah cara pengenceran yang lazim
dilakukan. Untuk zat-zat yang menunjukkan reaksi eksotermis pada pengenceran seperti
H2SO4 pekat, maka pengenceran dilakukan dengan sedikit berbeda yaitu dengan jalan
menuangkan H2SO4 pekat sedikit demi sedikit ke dalam pelarut (air).
I.2.4.1 Cara Kerja
a. Ambil 10 mL air suling dengan menggunakan gelas ukur. Perhatikan bagian bawah
dari meniskus air harus tepat menyinggung skala 10 mL. Pandangan mata harus tepat
sejajar dengan tinggi meniskus air. Tuangkan ke dalam tabung reaksi.
b. Ambil 3 mL H2SO4 pekat dengan gelas ukur. Pakailah cara pengukuran yang sama
dengan di atas.
c. Tuangkan H2SO4 pekat ini ke dalam tabung reaksi yang berisi air suling tadi. Ingat
penuangan harus dilakukan dengan perlahan-lahan dan hati-hati.
d. Perhatikan perubahan panas sebelum dan sesudah H2SO4 pekat dituang dalam tabung
reaksi.
I.2.5 Penyaringan
Menyaring adalah cara untuk memisahkan suatu endapan dari suatu larutan.
Dalam percobaan ini akan disaring PbSO4, yang dibuat dengan mereaksikan H2SO4 dengan
Pb Asetat.
I.2.5.1 Cara Kerja
a. Ambil 5 mL larutan Pb Asetat masukkan dalam tabung reaksi, kemudian tambahkan
H2SO4 hasil pengenceran di atas. Amati endapan yang terjadi. Catat warna dari
endapan.
b. Ambil kertas saring yang berbentuk lingkaran dan lipat menjadi ¼ lingkaran, berikut
lipat lagi 2-3 kali lipatan.
c. Masukkan kertas saring yang sudah dilipat pada corong dan basahi sedikit dengan air
suling hingga melekat pada dinding gelasnya.
d. Pasanglah corong yang berkertas saring itu di atas erlenmeyer untuk menampung
filtrat/ air cucian. 
e. Tuangkan larutan yang akan disaring ke dalam corong yang sudah berkertas saring
tadi. Penuangan dibantu dengan memakai gelas pengaduk yaitu dengan memegangnya
tepat pada mulut tabung reaksi/gelas piala yang digunakan. Hal ini dilakukan agar tidak
ada cairan yang jatuh di luar kertas saring. Penuangan harus hati-hati dan sedikit demi
sedikit.
Perhatian:
Botol larutan harus dipegang dengan etiket botol menghadap pada tapak tangan. Kalau
menuangkan larutan jangan sekali-kali terkena etiket/tulisan pada botol. Tutup botol harus
diletakkan dalam keadaan terbalik di atas meja dan dikembalikan pada botol semula. 


SALAM KOBID KIMIA

Komentar

  1. mungkin andaikan ditambah ilustrasi agar memperjels dan menarik perhatian pembaca. terimakasih

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

LAPORAN KIMIA REAKSI EKSOTERM DAN REAKSI ENDOTERM BESERTA PERUBAHAN ENTALPI

LAPORAN UJI KANDUNGAN BAHAN MAKANAN

LAPORAN KIMIA LAJU REAKSI