Fakta Menarik tentang Sarekat Dangang Islam
RESENSI BUKU SAREKAT DAGANG ISLAM
Kenapa Sarekat Dagang
Islam lebih pantas dijadikan patokan kebangkitan nasional dibanding dengan Budi
Utomo? Yang pertama mengenai waktu kelahiran Sarekat Dagang Islam. Sarekat
Dagang Islam lahir pada tanggal 16 Oktober 1905, tiga tahun sebelum Budi Utomo.
Beberapa catatan mengungkapkan bahwa Sarekat Dagang Islam terbentuk pada tahun
1909, setahun setelah Budi Utomo yang lahir pada tanggal 20 Mei 1908. Maka
seakan akan Sarekat Dagang Islam terbentuk karena terinspirasi dari organisasi
“kaum jawa dan madura” Budi Utomo tersebut. Letak pelurusannya adalah bahwa hal
tersebut adalah sebuah kebohongan dan bentuk pembohongan yang sesungguhnya.
Keanggotaan
Sarekat Islam terbuka umum bagi masyarakat untuk ikut bergabung dalam
perjuangan melawan kolonialisme tidak dibatasi oleh teritorial, yang terpenting
memiliki semangat perlawanan maka siapapun dan dari golongan apapun boleh
bergabung. Hal ini bertolak belakang dengan tokoh dan keanggotaan Budi Utomo.
Tokoh tokoh dan keanggotaannya hanya diisi oleh kaum priyayi (bangsawan) dan
orang-orang pelajar yang lekat dengan kekuasaan kolonial. Data data otentik
menyebutkan, dalam tiap rapat rapat pertemuannya, Budi Utomo memulai dengan
seremoni mengangkat gelas toasts bersama dengan meneriakkan “Leeve bangsa Jawa,
Leeve Budi Utomo!!”.
Pada
26 Januari 1913, diadakan Kongres I (persiapan) Sarekat Islam di Surabaya. Ribuan
orang datang berbondong bondong. Ketua H.Samanhudi disambut besar-besaran. Distasiun
beliau disambut dengan korps musik dan dibopong beramai-ramai menuju mobil
jemputan. Menurut laporan Asisten Residen Kepolisian pada tanggal 12 Februari
1913, menyebutkan bahwa massa yang hadir pada saat itu ditaksir antara delapan
sampai sepuluh ribu orang.
Kongres
tersebut dipimpin oleh Tjokroaminoto dan pada kongres itu beliau menyatakan
bahwa Sarekat Dagang Islam bertujuan membangun kebangsaan , mencari hak hak
kemanusiaan yang memang sudah tercetak oleh Allah, menjunjung derajat yang
masih rendah, memperbaiki nasib yang masih jelek dengan jalan mencari tambahan
kekayaan ekonomi.
Sarekat
Dagang Islam merupakan organisasi pergerakan Nasional dengan jumlah anggota
terbesar bisa dinyatakan dengan fakta yaitu diasaat Budi Utomo pada puncak
kejayaannya pada tahun 1909 hanya memiliki anggota sebanyak 10.000 orang,
Sarekat Dagang Islam yang kemudian berubah nama menjadi Sarekat Islam jumlah
anggotanya pada tahun 1916 mencapai 360.000 anggota, yang kemudian meningkat
menajdi 2.000.000 orang pada tahun 1919. Sedahsyat ini, tetapi tidak banyak
diketahui oleh generasi penerus.
Kata
Nasional diperdengarkan kepada khalayak ramai untuk pertama kalinya oleh
Syarikat Islam. Menjelaskan kata “nasional” Tjokroaminoto berkata bahwa ia
merupakan suatu usaha untuk meningkatkan seseorang pada tingkat natie. Usaha pertama
kali untuk berjuang menuntut pemerintah sendiri atau sekurang-kurangnya agar
orang orang Indonesia diberikan hak untuk mengemukakan suaranya dalam masalah
masalah politik.
Anggaran
Dasar baru Syarekat Islam bagi seluruh Indonesia disusun Tjokroaminoto
(September 1912) diajukan surat permohonan agar Sarekat Islam diakui
ekdudukannya sebagai badan hukum menyebutkan bahwa tujuan Sarekat Islam adalah
memajukan semangat dagang bangsa, memajukan kecerdasan rakyat dan hidup menurut
perintah agama dan menghilangkan faham faham keliru mengenai agama Islam
(sebagai agama mayoritas, tulang punggung bangsa).
Menurut
Sejarawan Senior Indonesia Deliar Noor, Program kerja Sarekat Islam dibagi atas
delapan bagian yaitu:
1. Mengenai
politik SI menuntut didirikannya dewan dewan daerah, perluasan hak hak
Volksraad dengan tujuan untuk mentransformasikan menjadi suatu lembaga
perwakilan yang sesungguhnya untuk legeslatif (demokratisasi)
2. Sarekat
Islam juga menuntut penghapusan kerja paksa dan sistim izin untuk bepergian
(HAM)
3. Dalam
bidang pendidikan, SI menuntut penghapusan peraturan diskriminatif dalam
penerimaan murid di sekolah sekolah (HAM)
4. Dalam
bidang agama, SI menuntut dihapuskannya segala peraturan dan undang undang yang
menghambat tersiarnya agama Islam (HAM)
5. Sarekat
Islam juga menuntut pemisahan lembaga kekuasaan yudikatif dan eksekutif dan
menganggap perlu dibangun suatu hukum yang sama bagi menegakkan hak hak yang
sama diantara penduduk negeri.
6. SI
juga menuntut perbaikan dibidang agraria dan pertanian dengan menghapuskan
particulliere landerijen (milik tuan tanah) serta menasionalisasi industri
industri monopolistik yang menyangkut pelayanan dan barang barang pokok
kebutuhan rakyat banyak.
7. Dalam
bidang keuangan SI menuntut adanya pajak pajak berdasar proporsional serta
pajak pajak yang dipungut terhadap laba perkebunan.
8. SI
menuntut pemerintah untuk memerangi minuman keras dan candu, perjudian,
prostitusi dan melarang penggunaan tenaga anak anak serta membuat peraturan
perburuhan yang menjaga kepentingan para pekerja dan menambah poliklinik dengan
gratis.
Program-program
substansial Sarekat Islam pada era sekarang antara lain:
v NCO
Filantropi Dompet Duafa
v Muhammadiyah
v Nahdatul
Ulama
v Kartini
kartini baru Indonesia
v Asosiasi
Bisnis
v Jaringan
sekolah islam terpadu (2.393 sekolah berprestasi)
Komentar
Posting Komentar